Rabu, 14 Mei 2008

Resensi novel Istana Kedua, by Asma Nadia

Novel: Istana Kedua
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Gramedia, Jakarta
Th: 2007

Novel ini ditulis dengan bahasa hati
seorang wanita. dengan kekayaan danau
kata yang begitu mudah dicerna, nikmat
disesap, gurih di lidah pengunnyah
kata.

Novel ini berisi curahan hati seorang
isteri (arin)yang dipoligami suaminya
(pras) dengan tanpa sengaja.

Inilah kelebihan penulis. setiap
curhat seseorang (pembaca) bisa
menjadi sebuah novel yang indah.

ini salah satu komentar endorsement di
novel:
"Dengan kepiawaiannya mengeksplorasi
dunia kata, Asma Nadia memotret
poligamu dari semua sisi; sisi suami,
sisi korban dalam hal ini isteri
pertama dan sisi perempuan pemilik
istana kedua. Kisah yang sangat
menyentuh dan membuat saya jadi ingin
mewajibkan semua laki-laki membaca
novel ini (Dewi Sekar; Penulis Zona
Tsunami)

Jujur, setelah kepulanganku dari
Pacitan, selepas membedah novel, badan
ini masih dirundung sakit kepala dan
flu berat. dan Mas Nafi (keponakannya
Ust. Fauzil Adhim) menyodorkan novel
mungil ini.

Sontak aku pun langsung membuka kitab
Fiqh Sunnah Juz III, Sayyid Sabiq bab
I. seperti jawabanku kala di on air
interaktif, di radio Pacitan, setiap
yang dihalakan Allah, insya Allah itu
untuk kabajikan manusia, dan akal
manusia harus tunduk kepada dalil
Samiyyat (Ayat-Ayat Langit) pun
begitu. Poligami bukanlah kewajiban
atau Sunnah, tapi ada kebolehan (mubah)
dengan syarat tertentu. (Fiqh Sunnah,
Sayyid Sabiq).

Tentu ini bukan wilayah apu'. apu'
hanya akan membahas sastranya.

Hukum poligami kan sudah jelas.
Clear!!!

Asma Nadia begitu pintar membahasakan
suasana dengan metapor. dan yang saya
saluti ialah Kaidah SHow (tunjukkan)
bukan Tell (mengatakan). lihatlah
untaian kata ini:
"Seperti awal musim penghujan yang
renyah menyapa sekumpulan rumput
kering." tulah bait-kata Asma Nadia
kala ingin menunjukkan kata SEJUK.

Indah! Seindah kata penyair dalam
membahasakan jiwanya.

Novel yang layak kamu baca. apalagi
yang nge-fans dengan Mbak Asma Nadia.
he3

Jogja, 16 April 2008 14.21
Kala Flu melanda ragaku

Resensi Novel (The Magic Moment, by Nora Robert)

Novel ini sangat romantis. Tapi tidak boleh terjebak dalam membacanya. Gaya hidup dan bercintanya orang barat, sangat jauh berbeda dengan budaya kita, Indonesia. Kalaumembaca novel inicukup dijadikan pengetahuan aja, jangan ditiru. Tapi gaya bahasa dan kata demikata yang digunakan oleh pengarang cukup bagus dan mampu mempengaruhi pembaca.

Novel ini menceritakan pertemuan anatara seorang staf SWAM PRODUCTION (perusahan pertelevisian), dengan seorang pesulap, lebih tepatnya bisa juga di sebut penyihir. Tidak disangka pertemuan yang berdinding bisnis itu ternyatamembuahkan sebuah perasaan saling mencintai. Mr. Atkens, yang lazim dipanggil dengan sebutan Pierce itu telah jatuh hati pada pandangan pertama kepada Ryan Swam, yang datang ke tempat Pierce guna menawarkan kerja sama bisnis. Pierce yang akan dijadikan bintang dalam acara khusus di televisi yang diproduseri oleh SWAM PRODUCTIONS itu mau menerima tawaran itu asalakan Ryan Swam beralih profesi menjadi produsernya, bukan orang lain dari staf SWAM PRODUCTION. Akhirnya Mr. Swam pemilik SWAM PRODUCTION yang juga sekaligus ayah dari Ryan Swam menyetujui persyaratan itu. Bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya….

novel supernova

Judul Buku :SUPERNOVA
Penulis: Dee atau Dewi Lestari
Penerbit: Truedee Books
Tahun terbit cetakan ke-7 : 2006
ISBN : 979-96257-0-X
Jumlah Halaman:286 Halaman
Dimensi: 16x21 cm
Diskripsi:
Novel SUPERNOVA diperuntukan bagi Anda yang ingin Hidup. Apa yang hendak disampaikan di Supernova bukan sesuatu yang mudah dipahami. Kita berusaha merangkum sejarah miliaran tahun. Kita berusaha mendeteksi gerak-gerik sesuatu yang kecepatanya melebihi cahaya. Kita berusaha memuat apa yang hanya bisa dijangkau abstraksi bernama “iman” kedalam sel-sel otak kita yang usang.Tapi,jangan terlalu cepat berkecil hati. Dalam kompleksitas struktur dan mekanismenya, ada satu pola sederhana yang bisa kita tangkap.Mungkin malah terlalu sederhana,sehingga pikiran Anda yang sudah terbiasa hidup dalam kepelikan,tidak sanggup menerima.Namun itulah yang berusaha kita pelajari:bagaimana satu kesederhanaan dapat memecahkan semua kompleksitas.

Saya bukan Guru,Anda bukan Murid.
Saya hanya pembeber fakta.
Perunut jaring laba-laba.
Pengamat simpul-simpul dari untaian benang pearak yang tak terputus.
Hanya ada satu paradigma di sini: KEUTUHAN.
Bergerak untuk SATU tujuan:menciptakan hidup yang lebih baik.
Bagi kita.Bagi Dunia.
Karya ini menjadi salah satu 5 besar Katulistiwa Literary Award. Tak hanya menuai kritik,pujian,dan perdebatan namun juga membawa angin segar yang menggeliatkan kembali industri Sasta di Indonesia. Telah menjadi best seller nasional dan episode pertamanya telah terjual 100 ribu buku. Karya Dewi Lestari dari Bandung ini menjadi inspirasi bagi Anda-anda penggelut dunia sastra terutama penciptaan karya cipta Novel. Salah satu kesegaran baru yang muncul sebagai penelusuran lewat sains,spiritualitas, dan percintaan yang cerdas ,unik dan mengguncang. Di dunia dengan jarak yang kian menyusut dan pikiran yang dituntut untuk kian mengglobal,Supernova bisa memberikan beberapa alternatif persepsi untuk memandang eksistensi manusia dan relasinya dengan seluruh aspek kehidupan. So, lengkapi koleksi buku novel anda dengan karya Dee ini….

*Agust Nasihin,Penulis aktif di blog dan,Meresensi buku gratis dan pemasangan review produk atau iklan di blog,bersama artikel-artikel lainya, Anda bisa bergabung di http://id.shvoong.com/aff-5398E/ & http://www.sitesell.com/netsell13.html atau berkunjung di http://id.shvoong.com/tags/agust-nasihin/ & http://goeswriting.wordpress.com

novel parijs van java darah,keringat-air mata

Penulis: Remy Sylado
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal: iv + 597 halaman
Cetakan: I, Februari 2003
Beli di: Taman Ismail Marzuki

Skor: 7,9

Daya tarik terbesar: Tema novel ini yang berbau sejarah, dan lokasinya
di Bandung tempo dulu. Belum lagi bahasanya yang bertaburan kosakata
bernas.

Bagian paling heboh: Saat menemukan apa yang melatarbelakangi Bandung
disebut kota kembang dan Parijs Van Java. Sama sekali tidak
membanggakan:(

Bagian menjenuhkan: Endingnya biasa saja, mungkin karena terlalu
panjang dan terlalu tebal. Tapi bukankah semua karya Remy seperti itu?


Prev: Resensi Novel Remaja Islami: Rumah Cinta Kelana
Next: Resensi Novel: Sister of My Heart
reply
share


2 CommentsChronologica

novel birunya langit cina

Judul : Birunya Langit Cinta
Penulis : Azzura Dayana
Penerbit : Qish-U
Tahun : Cetakan 2, Oktober 2006
Tebal : 388 hlm.
Harga : Rp 24.000,-
Daiyah Khairunnisa alias Dey, dikenal sebagai seorang aktivis dakwah yang berprinsip. Ketika baru saja naik ke kelas 3 SMA Citra Negeri di Palembang, sahabatnya, Bella, berusaha menjodohkan Dey dengan Sir Fatah, guru Bahasa Inggris mereka yang baru dan masih muda. Dey tidak memedulikannya. Berbeda dengan Bella yang sering bergonta-ganti pacar, salah satu prinsip Dey adalah tidak berpacaran karena tidak ada konsep pacaran dalam Islam. Sir Fatah sendiri ternyata adalah lulusan pesantren di Jawa Timur yang sempat menjadi tenaga pengajar di beberapa pesantren. Ia pun pernah mengikuti studi pertukaran mahasiswa di salah satu Universitas Islam di Islamabad selama satu tahun.

Karena keadaan darurat dan tidak ada pilihan lain, suatu malam sekitar pukul setengah sebelas, Dey terpaksa berboncengan motor dengan Sir Fatah untuk pulang ke rumah. Ternyata peristiwa itu merupakan siasat Bella untuk menjodohkan Dey dengan Sir Fatah. Baik Dey maupun Bella tidak menyangka bahwa kejadian itu akan berakibat buruk. Di hari-hari berikutnya, Dey menjadi topik utama gosip terbaru dan terkejam di SMA mereka: ia sebagai anak Rohis diberitakan memiliki kedekatan istimewa dengan Sir Fatah, gurunya sendiri.

Lama kelamaan, Dey dan Sir Fatah sama-sama menyadari dan mengetahui bahwa mereka menyimpan perasaan yang sama, yaitu cinta. Cinta yang belum tepat waktu, yang belum halal di mata Allah. Keteguhan prinsip dan iman memaksa keduanya untuk berjuang mengendalikan perasaan itu. Keduanya lalu memutuskan untuk mengingkari perasaan masing-masing dan saling menjaga jarak. Itulah jalan satu-satunya ketika menikah menjadi pilihan yang sama sekali tidak mungkin terjadi. Hingga pada suatu hari, Dey merasa terguncang saat terdengar kabar bahwa Sir Fatah akan menikah. Dey berusaha untuk tidak memikirkannya dan memfokuskan diri pada persiapan ujian akhir.

Sebagai satu langkah dalam proses melupakan kisahnya dengan Sir Fatah, Dey memutuskan untuk kuliah di Bandung, tepatnya di Unpad. Dalam perjalanan dari Palembang menuju Bandung, Dey berkenalan dengan George alias Jo, seorang lelaki muda berambut agak gondrong yang merupakan teman sebangku Dey di bus. Jo berprofesi sebagai wartawan di Jakarta dan berumur beberapa tahun lebih tua dari Dey. Sepanjang perjalanan, dengan caranya yang unik dan sederhana, Jo berusaha menghibur Dey yang masih merasa kacau. Sebelum berpisah, Jo memberikan kartu nama adik perempuannya di Cirebon supaya Dey bisa menghubungi adiknya.

Sambil menunggu hasil tes SPMB, setelah bertualang ke tempat-tempat tertentu di Bandung, Dey pun berencana mengunjungi Alessandra alias Ale, adik Jo, di Cirebon. Sesampainya di Cirebon, Dey bertemu kembali dengan Jo. Di sana, Jo mengungkapkan isi hatinya bahwa ia bersimpati pada Dey. Kaget dengan pernyataan Jo, Dey segera pulang ke Palembang tanpa berpamitan terlebih dulu pada Jo. Jo mengejarnya, bahkan mengatakan bahwa ia akan menemui Hidayat, kakak Dey, untuk menunjukkan keseriusannya.

Ternyata Jo tidak main-main. Jo bertamu ke rumah Dey, menemui Hidayat, dan memberitahu kakak Dey itu bahwa ia memiliki misi untuk menjadi seorang muslim yang baik, cerdas, dan taat. Semua proses perbaikan diri itu dilakukan Jo terutama agar ia bisa melamar Dey di kemudian hari. Dey merasa bimbang, apalagi ketika mendengar kabar dari sahabat Rohis-nya di SMA, Deswita, tentang Sir Fatah yang tidak jadi menikah. Alasannya pun sangat mengejutkan, yaitu karena Sir Fatah memilih untuk berjihad sebagai panglima Allah ke negeri konflik Palestina. Ketika menghadiri pernikahan Hidayat, Dey bertemu lagi dengan Sir Fatah. Perjuangannya di Palestina ternyata telah menyebabkan Sir Fatah harus merelakan kaki kanannya.

Pada akhirnya, Dey diharuskan untuk memilih. Ia terjebak dalam lingkaran cinta tiga orang laki-laki: Jo, lelaki dewasa yang mapan dan serius memperbaiki diri untuk lebih dekat dengan-Nya; Reno, teman Dey di Rohis SMA dulu yang walaupun masih kuliah, tetapi telah memiliki pekerjaan dan siap menikah; serta Sir Fatah, masa lalunya yang kembali hadir kini. Siapakah yang akan Dey pilih?

*

Tentang cinta, memang ia adalah topik seumur hidup. Yang menjadi bagian terpenting dalam novel ini adalah pelajaran yang bisa diambil dari kisah hidup seorang Dey. Di kalangan aktivis dakwah, tidak jarang cinta pun bersemi sebelum waktunya. Kisah Dey menunjukkan bahwa para aktivis dakwah bukanlah tembok kokoh yang tidak berperasaan. Mereka adalah manusia dengan hati yang lembut dan bisa merapuh jika dihadapkan pada keadaan tertentu. Mereka pun merasakan cinta, menikmati cinta, tetapi mereka selalu memiliki cara untuk mengendalikannya. Mereka juga manusia, tetapi sebagai manusia yang memang tidak pernah lepas dari khilaf, mereka senantiasa memiliki niat dan tekad untuk selalu berjuang agar bisa tetap berada di jalan-Nya.

Novel ini adalah kumpulan dari kecintaan Azzura pada kota kelahiran dan kisah perjalanannya ke empat kota. Gadis yang turut membidani lahirnya FLP Wilayah Sumatera Selatan ini memang memiliki kegemaran jalan-jalan dan bertualang sendirian. Dengan keikutsertaannya dalam organisasi penulis nusantara dan mancanegara tersebut, minat dan bakat menulisnya mulai terasah. Pada 2003, ia berhasil menjadi juara ketiga Sayembara Penulisan Novel Remaja tingkat nasional Gema Insani Press 2003, dengan novel remaja berjudul Alabaster yang mengambil setting di Canberra dan Adelaide, Australia. Di akhir 2004, cerpen “Lampion” menyabet penghargaan terbaik kedua dalam Festival Kreativitas Pemuda yang diadakan atas kerjasama Creative Writing Institute, Direktorat Kepemudaan dan Diknas, serta dibukukan dalam antologi Dari Zefir sampai Puncak Fujiyama (CWI, 2004).

Seperti yang diutarakan Salim A.Fillah dalam sampul buku Birunya Langit Cinta ini, kisah Dey dan tiga orang lelaki dalam hidupnya ini memang senikmat susu coklat. Aromanya harum mewangikan cinta, gizinya memperkaya jiwa. Hangat, memikat! Bacalah, hiruplah keharuman aromanya, teguklah sedikit demi sedikit susu coklat yang penuh gizi ini, dan niscaya Anda akan bisa memaknai birunya langit cinta dari perspektif yang berbeda.
Aku sudah pernah membaca Novel ini…. Pokoknya siip lah.

Jumat, 15 Februari 2008

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

Senin, 11 Februari 2008

aku dan kamu

aku dan kamu....
dalam suatu kibaran kutergerak mengianglambatlaun memang aku bergerak seperti alunterhempas oleh angin yang entahlah akan membawaku sampai kemanasejuta impian sejuta harapan semiliar rencana namunsemilir angin meniupnya menjadi musnahkau sayangku pelabuhan hatikuaku tersesat tak tau jalan menuju kembalimungkinkah badai yang akan membawaku padamuatau badai akan menghancurkanku